Pages

Tuesday, 14 October 2014

Tahu 1


     Kedelai  ditampi  untuk  dipilih biji yang besar. Kedelai  dicuci,  lalu  direndam dalam  air  besar  selama  enam jam. Kedelai  dicuci  lagi  selama setengah jam. Kedelai  dibagi-bagi  dan  diletakkan  di  dalam  ebleg  (wadah) yang  terbuat  dari  bambu  atau plastik. Kedelai  digiling  sampai  halus, dan butir  kedelai  mengalir  ke dalam tong penampung. Butir kedelai langsung direbus selama 15-20 menit di dalam wajan berukuran besar. Jarak waktu antara  selesai  penggilingan  dan pemasakan  tidak  lebih  dari  5-10 menit  untuk  menjaga  kualitas tahu yang dihasilkan.

     Bubur  kedelai  lalu  dipindahkan  dari  wajan  ke  bak  atau  tong untuk disaring dengan kain belacu atau kain mori kasar yang telah diletakkan  pada  sangkar  bambu. Agar semua sari dalam bubur kedelai  tersaring  semua,  pada  kain itu diletakkan sebuah papan kayu dan seseorang naik di atasnya dan menggoyang-goyangnya.  Limbah penyaringan, yang disebut ampas tahu,  diperas  lagi  dengan  menyiram air panas, sampai tidak mengandung sari lagi. Penyaringan dilakukan berkali-kali hingga bubur kedelai habis.

     Air  saringan  yang  tertampung dalam tong warna kuning atau putih  dicampur  dengan  asam  cuka agar  menggumpal.  Selain  asam cuka, dapat juga ditambahkan air kelapa, atau cairan whey(air sari tahu bila tahu telah menggumpal) yang telah dieramkan, atau bubuk batu tahu (sulfat kapur). Air  asam  dipisahkan  dari gumpalan  atau  jonjot  putih (gumpalan  putih  hasil  endapan) dan disimpan, sebab masih dapat digunakan  lagi.  Gumpalan  atau tahu  yang  mulai  mengendap  dituangkan dalam kotak berukuran misalnya 50 x 60 cm2 dan dialasi kain  belacu.  Adonan  tahu  kotak dikempa  selama  satu  menit,  sehingga air yang masih tercampur dalam  adonan  tahu  itu  terperas habis.  Adonan  tahu  berbentuk kotak yang sudah padat dipotongpotong,  misalnya  dengan  ukuran 6 x 4 cm 2. Tahu pun siap diolah.




Disadur dari buku “Resep Vegetarian Sehari-hari”

0 comments:

Post a Comment