Berikut
ringkasan singkat terkait seputar vegetarian dan hubungannya dalam keilmuwan
gizi.
- Vegetarian dan spritualisme seseorang
Melihat
sejarah perkembangan vegetarian, awal mulanya berkembang sekitar thn 1800an
tepatnya 1847 di US. Alasan utama mereka adalah berkaitan dengan kebugaran dan
kesehatan tubuh. Karena konsumsi daging bisa mempengaruhi perilaku manusia.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, pola pandang itu berubah menjadi fokus
pada aspek spiritual/agama terutama di daerah timur. Hal ini tidak terlepas
dari beberapa agama yang memang dalam ajarannya menganjurkan untuk mengonsumsi
sayur buah dan menolak makan daging. Dalam beberapa agama, vegetarian adalah
cara untuk “menjaga tubuh dan pikiran terjaga murni,” lalu kemudian diikuti
adanya rasa kemanusiaan dan belas kasihan terhadap kehidupan binatang hidup.
Misalnya Kong Hu Cu, Buddha, para pendeta Yunani dan Mesir, agama TAO, bahkan
ada beberapa golongan dari agama Yahudi. Untuk Islam sendiri sama sekali tidak
membatasi pola makan vegetarian ini, bahkan dalam kaedah fikih, semua yang
merupakan masalah adat, seperti makan, minum, pakaian, maka semuanya adalah
boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya.Misalnya, kita diharamkan untuk
memakan tikus, kodok, binatang yang bertaring atau binatang yang bercakar yang
cakarnya itu digunakan untuk memangsa. Belum pernah kita mendengar adanya
perintah untuk tidak makan daging sapi ayam dll kecuali hewan tersebut cacat
atau belum cukup umur sembelih selama itu halal dan baik.
Oleh karena
itu sebenarnya untuk menjadikan vegetarian sebagai tolak ukur tingkat
“keimanan” seseorang, perlu kita telaah lebih baik lagi. Karena indikator ini
berbeda bagi masing-masing keyakinan. Bisa saja beberapa orang taat dan tekun
melakukan itu krn mmg di agamanya diperintahkan demikian, dan sebaliknya. Mari
kita mengubah pola pikir seperti ini.
- Vegetarian dan badan lemas
Badan lemas
mungkin saja, ada beberapa penyebab yang bisa membuat seorang yang vegetarian
murni mengalami badan lemas. Pertama adalah disebabkan karena dihilangkannya
dua sumber utama gizi makro yakni lemak dan protein yang sebagian besar
diperoleh dari daging. Lemak terbukti sumber energi terbesar setiap 1 gr nya
dan bahkan lemak lebih lama dicerna dalam tubuh sehingga memberikan pasokan
energi yang stabil bagi yang mengonsumsinya. Protein juga berfungsi sebagai
sumber energi, zat pembangun, dan zat pengatur. Kedua, seorang vegetarian
memiliki risiko mengalami Anemia seperti penjelasan sebelumnya dibandingkan
yang non-vegetarian. Salah satu ciri atau simptom dari anemia adalah selalu merasa
lemas, disamping selalu ngantuk dan pucat.
Namun beda
halnya ketika seorang vegetarian tapi tetap mengonsumsi produk hewani selain
daging, bisa memberikan efek yang berbeda karena kita semua tahu bahwa susu
telur ikan merupakan sumber protein tinggi, serta memiliki kandungan lemak dan
kolesterol yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Protein pada ikan
dan seafood lainnya (bukan yang dikalengkan) bisa membantu proses pembentukan
otot, jaringan, hingga sistem imun tubuh.
- Vegetarian dan penyakit degeneratif
Faktor
kesehatan menjadi alasan utama kedua dari sebagian besar penganut vegetarian.
Menurut Dwyer (1988) dan Kahn (1983) bahwa beberapa penelitian yang menunjukkan
bahwa vegetarian memeliki inisiden yang lebih rendah terhadap penyakit
hipertensi, jantung, diabetes, dan batu empedu dibanding yang bukan vegetarian.
Beberapa vegetarian juga memiliki risiko defisiensi beberapa mikronutrients
seperti Fe, B12, kalsium, dan zink).
Penelitian
Tonstad et al (2009), membuktikan bahwa seseorang dgn diet vegan dan lacto ovo
vegan menurunkan risiko DM tipe II hingga setengah, sedangkan yang pesco dan
lacto hanya menurunkan sekitar seperempat risiko DM tipe II.
Hipotesisnya
adalah, karena pada vegan dalam penelitian ini terbukti memiliki IMT yang lebih
rendah dibandingkan semi vegetarian dan non-vegetarian. Sedangkan kita ketahui
bahwa obesitas merupakan pintu masuk penyakit kronik degeneratif seperti DM,
HT, PJK, dll.
Namun ada
juga penyakit degeneratif yang meningkat risikonya akibat vegetarian, misalnya
osteoporosis dan osteopenia (berkaitan dengan kepadatan tulang). Masalah
utamanya adalah kekurangan kalsium sebagai salah satu unsur penting penyusun
kepadatan tulang. Vegetarian baru dapat memenuhi kebutuhan kalsiumnya jika
mengonsumsi jumlah yang cukup banyak dari produk olahan susu rendah lemak atau
bebas lemak, seperti susu, yogurt, dan keju. Selain itu konsumsi sumber-sumber
vitamin D juga seperti keju, margarin, sereal, dan puding yang dicampur susu.
Penelitian
juga menunjukkan bahwa nasunin (fitonutrient) dapat memperlambat perkembangan
penyakit Alzheimer dengan mencegah radikal bebas dari neuron merusak. Nasunin
ditemukan dalam terong.
Flavonoid
dari berry berpotensi menyelamatkan nyawa (kelas antioksidan) ditemukan dalam
kadar tinggi dalam buah beraroma ini, dapat menghalangi enzim terkait dengan
pembentukan bekuan darah, menurunkan risiko serangan jantung atau stroke,
menurut sebuah studi 2012 dari Harvard Medical School .
Ilmu
pengetahuan menemukan bahwa manusia memiliki organ-organ tubuh yang khusus
dengan fungsi dan proses yang bekerja menurut hukum-hukum alam tertentu. Hukum
alam ini, jika dituruti, akan memelihara tubuh sehat dan bekerja dalam tingkat
yang normal. Menyimpang dari hukum alam ini bisa memberikan pengaruh yang
merusak pada tubuh manusia. Kita diciptakan untuk menjadi vegetarian. Ada
perbedaan antara herbivora (binatang pemkan tanaman) dan karnivora (binatang
pemakan daging), misalnya:
MULUT. Mulut manusia terbuka kecil,
sedangkan binatang pemakan daging seperti anjing mempunyai mulut yang terbuka
lebar sehingga segumpal besar daging bisa masuk ke dalam mulut.
GERAKAN
RAHANG. Gerakan rahang pemakan daging searah
buka dan tutup saja. Di pihak lain binatang pemakan tanaman mempunyai tiga
gerakan rahang yang berbeda - vertikal atau keatas dan ke bawah ke samping,
atau ke sisi-sisi dan ke depan clan ke belakang seperti manusia.
USUS. Pemakan daging memiliki perut yang sederhana, usus
kecil yang pendek, dan usus besar yang sangat pendek, lurus dan licin. Di pihak
lain, pemakan tanaman mempunyai kapasitas perut yang lebih besar dengan
bagian-bagiannya yang seringkali rumit, misalnya perut ternak piaraan/sapi yang
berlipat-lipat ganda. Usus kecilnya sangat panjang dan usus besarnya panjang
dan licin. Usus manusia tidak berbentuk seperti para pemakan daging.
JALUR
KERINGAT. Pemakan tanaman berkeringat melalui
kulit sama seperti manusia, sedangkan hewan pemakan daging berkeringat melalui
mulut. Ludah manusia mengandung enzim ptilin, sama seperti hewan pemakan
tanaman, yang digunakan untuk mencerna tepung, tajin. Manusia meminum air
dengan mengisap/menyedot seperti pemakan tanaman. Sedangkan semua hewan pemakan
daging menghirup dengan lidah mereka. Garam empedu manusia seperti hewan
pemakan tanaman dan bukan seperti pemakan daging.
Oleh
karena manusia dirancang bukan untuk memakan daging, tidak heran begitu banyak
penyakit yang menakutkan timbul sebagai akibat dan memakan daging, termasuk
dalamnya kanker, penyakit jantung kardiovakular dan cerebrovaskular, penyakit
seperti serangan jantung, stroke, darah tinggi, dll. Ilmu pengetahuan telah
lama membuktikan bahwa makanan vegetarian bisa mencegah penyakit-penyakit ini.
Jauh sebelumnya, tahun 1961, majalah "Journal of American Medical
Association" menyatakan: "Makanan vegetarian bisa mencegah 97% dari
penyumbatan urat nadi jantung."
0 comments:
Post a Comment